Tidak pernah sholat tp sangat baik hati


Pertanyaan assalamu'alaikum wr wb ustadz
saya mempunyai seorang teman, ayahnya orangnya baik banget dengan semua orang tapi sayang tidak pernah sholat. akan tetapi beliau juga percaya akan Allah, hari Akhir dan semua kekuasaanya. beliau juga menghargai org yang sholat dan puasa. beliau tidak pernah mengajak-ajak yang lain untuk menjdi spt drinya. beliau juga tidak pernah puasa. hampir seminggu yang lalu beliau telah diapnggil oleh Allah.
yang saya tanyakan bagaimana agar beliau bisa diampuni oleh Allah. pdhl istri dan anak2 beliau selalu menasehati agar beliau mau sholat. kata temen saya, ayahnya kok bisa begitu karena dia menganggap kenapa banyak org sholat tapi kelakukannya sangat bejat sekali, tidak bermoral. berartikn percuma sholatnya mending baik dan suka menolong sesama tapi gak usah sholat. bliau pnah blg bgtu.
lha skg teman saya dan klga yang ditinggal itu binggung hrs bgmn agar ayahnya bisa diampuni oleh Allah, ibadahnya yang dulu juga diterima. trus nanti diakhiratnya bgmn ya ustadz.
sblm meninggal beliau sakit gak bisa apa2 soale koma jd kalau cmn ngmng cmn teriak-teriak kyk bayi nangis gtu. tapi pas meninggal penuh dengan senyum. dan sewaktu meninggalnya itu abis dibacain yasin pdhl sbnrnya nafas beliau tidak kuat dan beliau kuat2tin smpe org yg baca yasin itu selesai. trs baru menghembuskan nafas.

sekali lagi mohon sarannya ya ustadz.

wassalam
Jawaban

wa'alaikumsalam wr.wb

bismillahirrahmanirrahi.

Shalat merupakan rukun Islam yang kedua dari lima rukun Islam, yang wajib dijalankan oleh setiap muslim. shalat merupakan pembeda antara seorang Islam dengan yang bukan Islam (kafir).

Hukum meninggalkan shalat.
Ada beberapa keadaan orang yang meninggalkan shalat, sehingga setiap keadaan mempunyai hukum:
Pertama: Jika seseorang meninggalkan shalat dengan sengaja, dan ia mengingkari hukum kewajibannya, maka ia dihukumi kafir. Dalam hal ini tidak ada perbedaan pendapat dikalangan ulama’ Islam.

Kedua: jika seseorang meninggalkan shalat dengan sengaja, namun ia tidak mengingkari kewajibannya, dalam hal ini para ulama berbeda pendapat, sebagian mereka mengatakan kafir dan dibunuh. Pendapat mereka didasari beberapa hadits diantaranya:
بين الرجل والكفر ترك الصلاة
Antara seseorang dengan kekafiran adalah meninggalkan shalat.
Artinya yang membentengi seseorang dari status kafir adalah shalat, jika shalat itu ditinggalkan, maka tidak ada hijab lagi antara dirinya dengan kekafiran. Oleh karenanya, berdasarkan hadits ini, para ulama’ berpendapat bahwa apabila orang meninggalkan shalat dengan sengaja, dan ia mengingkari hukumnya, maka ia dihukumi kafir.

Dalam hadits lain:
العهد بيننا وبينهم الصلاة فمن تركها فقد كفر (رواه أحمد وأصحاب السنن)
Perjanjian antara kami dan mereka adalah shalat, barang siapa yang meninggalkannya maka telah kafir.

Dari Abdullah bin Amr bin Ash, dari Nabi Saw beliau bersabda mengenai shalat: barang siapa yang menjaga shalat, maka baginya adalah cahaya, penerang dan keselamatan di hari kiamat, dan barang siapa yang tidak menjaga shalatnya, maka tidak ada baginya cahaya, penerang dan keselamatan, di hari kiamat ia akan bersama Qorun, fir’aun, Haman dan Ubai bin Khalaf. (HR. Ahmad, Tabrani, Ibnu Hiban, dengan sanad yang baik).
Dari Ibnu Abbas, dari Nabi Saw bersabda: ikatan dan kaidah dasar agama ada tiga, islam dibangun di atas ketiganya, barang siapa yang meninggalkan salah satu darinya, maka ia kafir dan halal darahnya, yaitu: kalimat syahadat, shalat fardlu, dan puasa Ramadhan (HR. Abu Ya’la, dengan sanad yang baik)

Adapun sebagian ulama’ (Malik dan Syafi’i) lain berpendapat, orang seperti itu tidak kafir, tapi fasiq, ia diminta untuk taubat, jika menolak, maka diterapkan hukum hudud yaitu dibunuh. Dan setelah mati ia dimandikan dan dishalati, dan dimakamkan bersama orang-orang islam. dan Abu Hanifah berpendapat ia tidak kafir dan tidak dibunuh, tapi ia di asingkan sampai mau melaksanakan shalat. Dasar pendapat mereka adalah firman Allah Swt:
إن الله لن يغفر أن يشرك به ويغفر دون ذلك لمن يشاء (النساء: 116)
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan mengampuni dosa selain syirik bagi siapa yang dikehendaki.

Dalam sebuah hadits dari Abi Hurairah Ra, dari Rasulullah Saw bersabda: setiap Nabi mempunyai doa yang mustajab, dan setiap Nabi telah menggunakan doanya itu, sedangkan aku, aku simpan doaku sebagai syafaat bagi umatku di hari kiamat nanti, dan ia akan didapat bagi siapa yang mati tidak mensekutukan Allah dengan sesuatupun. (HR. Muslim).


Nasib orang muslim yang tidak shalat di akhirat.
Jika seorang muslim yang tidak shalat, namun ia tidak mengingkari kewajiban shalat tersebut, nanti di akhirat semuanya kembali kepada Allah Swt (tahta masyiatillah), apakah Allah akan menyiksanya atau mengampuninya.

Dalam hal ini Imam Syaukani berkata: bahwa orang yang meninggalkan shalat dengan sengaja dihukumi kafir dan dibunuh. Karena hadits-hadits yang menunjukkan hal itu benar adanya, dan orang yang meninggalkan shalat di istilahkan seperti itu (kafir). Dan dengan hadits syafaat, tidak ada yang bertentangan, karena ada sebagian macam kekafiran yang tidak menghalangi dari mendapat syafaat, seperti orang-orang muslim yang melakukan dosa, yang mana dosa itu di namakan syariah sebagai kekufuran. Wallahua a’lam.

Catatan
1. Lima rukun Islam adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw: Islam dibangun di atas lima perkara: membaca dua kalimat syahadat, melaksanakan shalat (lima kali sehari semalam), membayar zakat, melakukan puasa ramadhan, dan menunaikan haji bagi yang mampu (HR. Bukhori dan Muslim).
2. Seorang muslim dalam mensikapi perintah Allah Swt adalah tunduk dan pasrah, manakala perintah tersebut jelas, dalilnya pasti, tidak memerlukan penafsiran lain, seperti shalat. Meskipun seseorang tidak mengetahui hikmah dibalik perintah tersebut, ia dituntut untuk patuh dan tunduk menjalankannya, sebagai bentuk penghambaan diri kepada Allah Swt. sebagaimana hal itu adalah merupakan tujuan hidup manusia:
وما خلقت الجن والإنس إلا ليعبدون (الذريات: 56)
Tidaklah Aku ciptakan Jin dan Manusia melainkan untuk ibadah kepadaKu (QS. Adz-Dzariyat:56).

3. Segala bentuk perintah, baik itu wajib atau sunah, yang telah diajarkan oleh Rasulullah, tujuan besarnya adalah penghambaan diri kepada Allah Swt. seseorang muslim menjalankan suatu kewajiban bukan karena jika ia mengetahui hikmah dan faidah secara fisik saja, dan manakala ia tidak mendapatkan faidahnya kemudian ia tidak menjalankan ibadah tersebut. Karena tidak setiap bentuk ibadah yang Allah perintahkan, bisa difahami hikmah dan faidahnya oleh manusia. Memang di antara hikmah atau faidah shalat adalah untuk mencegah perbuatan keji dan munkar, sebagaimana dalam firman Allah Swt:
إن الصلاة تنهى عن الفحشاء والمنكر (العنكبوت:45)
Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan munkar (QS.AL-Ankabut:45 )

Ini adalah bagian dari hikmah dan faidah shalat, disamping faidah-faidah yang lain. namun, jika seseorang melakukan shalat, tetapi perilaku kesehariannya masih banyak melakukan perbuatan keji dan munkar, bukan berarti lebih baik ia tidak shalat saja. Karena dengan tidak shalat adalah merupakan perbuatan munkar tersendiri, dan merupakan perbuatan yang menentang perintah Allah Swt.

Banyak orang-orang kafir yang berperilaku baik, santun, menyantuni orang fakir miskin, dan kebaikan-kebaikan lain dalam kehidupan sosial masyarakat. Namun perilaku dan seambrek kebaikan itu tidaklah cukup untuk merubah statusnya dari kekafiran menjadi muslim. karena orang Islam adalah mereka yang meyakini dan mengamalkan ajaran syariat Islam, terlebih rukun Iman dan Islam. Jadi pemahaman yang mengatakan bahwa lebih baik tidak shalat dari pada shalat tapi perilaku kesehariannya masih bejat adalah keyakinan yang tidak benar.

Jika ada seorang muslim yang kesehariannya rajin melakukan shalat, tapi masih banyak berbuat amoral, justru shalatnya yang masih perlu ditingkatkan dan diperbaiki, bukan malah ditinggalkan. Sangat mungkin perbuatan amoral itu dikerenakan faktor-faktor lain yang menjadi penyebab. jadi bukan kemudian menyalahkan shalat dan terus meninggalkannya. Orang-orang yang perbuatan kesehariannya sudah bagus, namun mereka tidak shalat, insyaAllah akan lebih baik lagi kalau seandainya mereka shalat. Sebaliknya orang-orang yang melakukan shalat, namun perilkunya masih buruk, mungkin akan lebih buruk lagi jika ia tidak shalat.

Pesan Penulis : Bagaimana bisa dikatakan Mereka sangat baik, Jikalau baik kepada manusia tapi tidak pernah tunduk/sujud kepada Allah.SWT sebagai sang Pencipta Manusia.

Posted in Label: |

0 komentar:

Posting Komentar