Ustadz ku sayang Ustadzku Malang.

Setiap hari kerumunan masa menunggu sang ustadz untuk bisa memenuhi dahaga pada relung hati mereka, setiap kali mereka mendengar ustadz tersebut berbicara, gelak tawa pun terurai bahagai oleh para hadirin, malam itu sang ustad kurang enak badan, tapi dipaksakan juga demi ribuan massa yang telah menunggu, setelah acara selasai masapun pulang dengan pikiran yang bahagia, karena telah terobati hatinya yang gundah itu, ada yang gundah karena putus cinta, ada gundah karena kehilangan harta, ada gundah karena belum mendapatkan jodoh, dan ada gundah ditinggal suami, malam itu seakan-akan obat dari semua luka yang ada. Ustadzpun berlalu pulang ada sedikit terbersit kebahagiaan dalam dirinya karena semua masa yang hadir terlihat bahagia, tapi perasaan tersebut sepertinya tertahan karena rasa sakit dalam tubuhnya yang iya rasakan semakin terasa

Seminggu kemudian, sang Ustadz kembali lagi datang ke Masjid memberikan tausyiah, memberikan ceramah adalah kewajiban yang terbersit dalam dirinya, tanpa kenal lelah, ikhlas adalah mottonya, walau masa tidak pernah menanyakan kabar dirinya keluarganya atau kesehatannya, tapi sang ustadz selalu setia memberikan kebahagiaan pada khalayak ramai, dan rutinitas ini terjadi dalam hitungan hari, sampai hitungan tahun, sang Ustadz seakan-akan punya kaki besi dan otak komputer yang tidak merasa lelah, supaya orang selalu terlihat bahagia.

Malang bagi sang Ustadz ketika suatu masa, sang Ustadz ingin memberikan suatu contoh yang mulia, yaitu menikahkan seorang Janda yg sholeh, niat memberikan contoh, beginilah cara beristri dua yang sebenarnya dalam islam, bagaimana istri pertama begitu kompak dengan istri kedua, Nasib malang menimpa sang ustadz, niat ingin menunjukkan contoh yang baik, tapi hujatan yg didapat, belum lagi contoh diperlihatkan, tapi hujatan-demi hujatan dilontarkan, bahkan yang lucunya ada seorang lelaki berbicara di depan televisi, mengatakan,"Tidak ada seorang istri mau diMadu" Padahal dia seorang lelaki.

Kebaikan yang telah diberikan sang Ustad bertahun-tahun, serta obat yang diberikan sang Ustadz bertahun-tahun, hilang ditelan bumi, khalayak ramai seakan-akan mewakili perasaan istri pertamanya, bahwa sang ustadz menyakiti perasaan istri pertama, walau istri pertama ustadz itu sendiri mengatakan saya ikhlas, tapi massa keukeh dg pendiriannya, bahwa sang ustadz telah menyakiti perasaan istri pertama.

Pondok pesantren yang tadinya ramai dikunjungi oleh ibu-ibu, kini berkurang, media yg tadinya sering mengundang sang Ustadz dan memberikan keuntungan dari iklan-iklan,seakan-akan ikut menghujat dengan memberitakan yang aneh-aneh kepada sang ustadz. Bahkan media acap kali memberitakan isu miring bahwa sang Ustad tidak harus mendapatkan imbalan dari isi ceramahnya, bahkan dikalangan umat sudah tertanam pola pikiran, ayat-ayat qur'an kok diperjual belikan. Sang massa yang lugu terpengaruh oleh media, bahkan mereka tidak ingat sama sekali, kalau bertahun-tahun massa/umat telah terobati hatinya oleh isi ceramah sang Ustadz.

Hebat sekali hatimu wahai Ustadz, sampai sekarang kakimu tetap melangkah pasti, memang kakimu terbuat dari besi,otakmu terbuat dari komputer, kalau saja engkau mau merubah profesi tentu hal itu mudah sekali engkau lakukan, merubah profesi, tidak lagi jadi guru ngaji tapi jadi trainner, motivator atau yang semacam itu, tentu puluhan juga yang engkau dapat dalam 1 jam.

Sebab untuk jadi trainner atau semacamnya, memang tidak ada syarat harus bisa baca Qur'an, atau bisa bahasa Arab atau menguasai ilmu-ilmu syariah. para trainner atau motivator ini, akan aman-aman saja. Tidak ada yang protes.
Sebab dari awal mereka sudah mengaku terlebih dahulu, bahwa diri mereka bukan ahli ilmu agama, bukan kiyai, bukan ulama dan bukan-bukan yang lain.

Dan yang lebih menarik, jadi trainner atau motivator itu boleh pasang tarif. Sedangkan jadi ustadz, jangankan pasang tarif, terima amplop saja pun sering dipermasalahkan orang banyak. Padahal uang di dalam amplopnya ustadz, kadang tidak cukup buat beli bensin. Sungguh Ironi...

Ustadz ku sayang, tetaplah engkau teguh dalam berpendirian, sebagian kami memang kadang tidak pernah memikirkan keadaanmu, Tapi ada yang setiap detik melihat dan melindungimu Allah.SWT

Posted in Label: |

0 komentar:

Posting Komentar